Mama,
umi, bunda adalah beberapa sekilas nama yang lahir dari hati terdalam hanya
sebagai fariasi kehidupan pada seorang anak. Begitu banyak nama untuk seorang
malaikat ini diciptakan. Tapi tau kah engkau bahwa nama-nama itu memiliki sejuta
arti bahkan tak terhitung makna yang terkandung didalamnya. Air mata pun tak
mampu membendung saat nama dan sosok itu muncul dalam bayangan perjuangan kita Utusan
yang satu ini tak pernah ada tandingannya, semua hal yang menyangkut pada
dirinya nya tak kan mampu terlepas dari aura malaikatnya, dari yang namaya
kasih sayang, perhatian, pengorbanan juga kesabaran semua menjadi satu kesatuan
yang untuh, tergabung dalam indahnya garis-garis alunan kehidupan, terukir pada
tali-tali pengikat cinta, dan menyatu dalam sejuknya pagi bersama embun
menyelimutinya.
Mungkin
dalam sebuah nama memiliki persepsi masing-masing, terkadang ada yang
menggunakan kata-kata imut, romantis sampai aneh, tapi yakinlah sesungguhnya
itu adalah bentuk kasih sayang yang diberikan, meskipun tak kan mampu membalas
sejuta kasih sanyangnya yang telah di berikan. Ibu, itulah panggilan kasih
sayang ku untuknya. Entah kenapa saat nama itu terlontar semua tentangnya akan
muncul, tak tega diri ini membiarkannya, untuk tidak melihatnya sekali pun
sulit, apalagi untuk melupakannya . Bukan sosoknya juga yang di lupakan namun
hati tersucinya lah yang tak sanggup untuk aku hinakan.
Sesungguhnya
Hari Ibu bukanlah hari tersepcial untuk ku, karena hari special untuk ku adalah
hari di mana aku bisa mengerti perjuangannya, mendengar keluh kesahnya, celoteh
hangatnya, lembut sentuhan tangannya, serta menatap wajah indahnya.. oooohh betapa Tuhan sempurnanya menciptakan
malaikat ini. Hari-hari kasih sayang dan penghormatan ini semakin menempati
ruang tertinggi di hatiku. Ruang di mana tak seorang pun menggantikan
kehadirannya, cerah, sejuk, nan menawan
Ibuuu…..
Ibuuu…..
Ibuuu…..
Ini
mungkin persembahan yang paling berbeda dari ku, menuangkan rasa cinta kasih ku
dalam seninya jemari ini, diatas rangakaian huruf terbaik yang terpampang di
atas panggung alat menulis ku. Aku tak bisa mengatakan “ ibu, akau sayang ibu”
apalagi “ ibu aku cinta padamu “ namun yakinlah bahwa namamu kan slalu
kuselipkan dalam setiap panjatan do’a ku pada-Nya.
Oooh
bunda ada dan tiada dirimu
kan selalu ada di dalam hatiku ( Melly Goeslow )
Keberadaannya
adalah setetes air di padang pasir, mampu menghilangkan dahaga akan hausnya
kasih sayang anak tercintamu ini. Aku adalah makhluk paling beruntung yang
pernah Kau ciptakan. Do’anya yang mengalir, nafasnya yang berhembus, sujudnya
yang khusyuk hanya engkau persembahan untuk anak tercinta mu ini, ibu.
Ku
nikmati semua yang kau berikan dengan kenakalan ku, kecongkakan ku, kedangkalan
ku dan keceriannku. Kau balas semua itu dengan putihnya embun kasih sayangmu,
merangkulku dengan kehangatan mu, membisikkan ku dengan kelembutanmu. Ku
rasakan semua itu tanpa ku sadari aku melihat mu berbeda. Berbeda tak seperti
dulu.
Harapan
mu yang begitu besar pada ku, menyadarkan ku bahwa kini ku memasuki masa
terberat ku. Berat untuk meninggalkan mu, berat untuk melupakanmu, pun berat
untuk menjauhimu. Namun harapan hanya
harapan, kini yang terjadi kau mengharapkann ku. Ku sampingkan dirimu dengan
beribu kesibukkan ku, ku merendahkan mu untuk kepentingan hari-hari ku.yang
mana seharusnya ku mengutamakan mu.Matahari pun tak pernah lagi menemani
perjalanan pulang ku. Entah aku sengaja atau tidak sengaja atau bahkan mungkin
aku tak menyadarinya. Namun satu hari berkesan itu, menjadi kejadian yang menjlebkan susana hati ku. Ku pulang
dengan sepenggal tangan ini menggerakkan segel pintu rumah dan saat itu aku
masuk “ Alhamdulillah.. tumben nak sudah pulang” dengan kelembutannya setelah
menjawab salam termanis dari ku, speeches dan hanya bisa tersenyum. Ku cerna
kalimat itu seharian penuh, apa maksudnya, dan ternya dia mengaharapkan sebagian
waktu ku untuknya, Ya Allah setega itukah aku mengenyampingkannya.
Ibuku oh malaikat ku.
Walau kau tak mengerti akan yang ku lakukan ini, namun yakinlah dirimu segalanya,
kan selalu ada nama me di setiap detak jantungku,di setiap sujud sholatku ku,
di setiap langkah hidup ku, setiap tetesan air mataku, tanpa ku melupakan
pemilik hati kita. Hanya Dialah pemilik hati kita, penyatu hati kita,
penyempurna hati kita dan hany dial ah penyatu hati kita. Tak tau lagi di mana
titik itu muncul saat mengingat nama mu, tak tau lagi goresan dan rangkaian
huruf apa yang akan terukir dalam mengingat nama mu.
Maaf
jika aku harus meneteskan air mata ini setiap mengingat mu, maaf jika aku harus
memalingkan wajah ini saat mendengar namamu, namun taukah engkau apa arti semua
itu, ku menangasimu karena kebahagian ku yang tak tertandingi memilikimu, ku
palingkan wajahku karena tak mampu ku melihat aura wajah lembut mu, pengorbanan
hidup dan mati mu, pengorbanan cinta terbesarmu.
Ibuu, hanya
ini lah persembahan diriku, tidak bunga yang termahal, kue tart yang terbesar atau
pun hal lainnya, namun kuusahakan memberikan yang terbaik dan semaksimal
segenap jiwaku, memang tak tertandingi semua yang kau berikan pada ku, tak kan
pernah dan takkan mungkin tergantikan jika aku membalasmu. Tapi yakinlah bahwa
syurga-Nya telah dipersembahkan dan diciptakan-Nya khusus untuk mu dan untuk
persembahan mu pada ku. Itulah balasan yang terindah yang mampu menggantikan
selurh pengorbanan mu.
Inilah kesempatanku menyatakan kalimat itu
untuk mu, tak kan pernah sanggup bila diucapkan di hadapan wajah indah mu.
Hanya saksi bisu ini yang mengerti akan diriku dan kesungguhan juga hati ini menemani
ku. “ Selamat Hari Ibu “. Bendungan air mata tak tertahankan, betapa buruknya
aku jika hanya bisa mengucapkannya.
Selamat
untuk para malaikat di dunia yang telah menghabiskan seluruh pengorbanan hidup
mu untuk semua anak tercinta mu. “ Surga di telapak kaki ibu “. Itu lah yang
membuat ku yakin akan kehadiran dan kebesaran cinta mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar